Manyarahnya Japang: Pabidaan ralatan

Konten dihapus Konten ditambahkan
Volstand (pandir | sumbangan)
Kadada kasimpulan babakan
Volstand (pandir | sumbangan)
Kadada kasimpulan babakan
Baris 82:
 
Pada 22 Juni, kaisar memanggil keenam anggota Dewan Penasihat Militer untuk rapat. Tidak seperti biasanya, Kaisar membuka pembicaraan: "Kita menginginkan rencana konkrit untuk mengakhiri perang, tanpa dirintangi kebijakan yang ada, akan dipelajari dengan cepat dan usaha-usaha dilakukan untuk mengimplementasikannya."<ref>Frank, 102.</ref> Hasil dari pertemuan tersebut adalah mereka menyetujui untuk mengundang bantuan Soviet dalam mengakhiri perang. Negara-negara netral lain seperti [[Swiss]], [[Swedia]], dan [[Vatikan]] dikenal berniat memainkan peranan dalam menciptakan perdamaian, tetapi mereka terlalu kecil hingga mereka tidak dapat melakukan lebih dari sekadar menyampaikan syarat-syarat kapitulasi Sekutu serta penerimaan atau penolakan dari Jepang. Uni Soviet diharapkan dapat dibujuk untuk bertindak sebagai agen Jepang dalam bernegosiasi dengan Sekutu Barat.<ref>Frank, 94</ref>
 
== Usaha berurusan dengan Uni Soviet ==
[[Berkas:Naotake Sato.jpg|jmpl|lurus|[[Naotake Satō]]]]
Pada 30 Juni, Tōgō memerintahkan Duta Besar Jepang untuk Moskwa [[Naotake Satō]] untuk berusaha menciptakan "hubungan persahabatan yang erat dan abadi." Satō bermaksud membicarakan status Manchuria dan "masalah apa saja yang akan diangkat Rusia."<ref>Frank, 221, citing ''Magic Diplomatic Summary'' No.&nbsp;1201</ref> Satō akhirnya bertemu dengan Menteri Luar Negeri Soviet [[Vyacheslav Molotov]] pada 11 Juli, namun pertemuan tidak menghasilkan apa-apa. Pada 12 Juli, Tōgō memerintahkan Satō untuk menyampaikan kepada Soviet bahwa,
 
<blockquote>Yang Mulia Kaisar mempertimbangkan fakta bahwa perang yang sekarang, dari hari ke hari membawa kemalangan dan pengorbanan bagi rakyat dari semua pihak-pihak yang berperang, sehingga ada keinginan dari dalam hati agar dapat segera dihentikan. Namun selama Inggris dan Amerika Serikat bersikeras soal penyerahan tanpa syarat, Kekaisaran Jepang tidak punya pilihan lain kecuali bertempur dengan segenap tenaga untuk kehormatan dan keberlangsungan tanah air.<ref>Frank, 222–3, citing [http://www.gwu.edu/~nsarchiv/NSAEBB/NSAEBB162/31.pdf ''Magic Diplomatic Summary'' No.&nbsp;1205, 2] ([[Portable Document Format|PDF]]).</ref></blockquote>
 
Kaisar mengusulkan untuk mengirim Pangeran Konoe sebagai Utusan Luar Biasa, walaupun ia tidak dapat tiba di Moskwa sebelum dimulainya [[Konferensi Potsdam]].
 
Satō memberi tahu Tōgō bahwa dalam kenyataan, Jepang hanya dapat mengharapkan "penyerahan tanpa syarat atau syarat-syarat yang hampir setara ke situ". Lebih jauh lagi, Satō mengatakan bahwa pesan-pesan Tōgō "tidak jelas soal pandangan pemerintah dan militer dalam hal penghentian perang," serta mempertanyakan apakah inisiatif Tōgō didukung oleh unsur-unsur kunci dalam struktur kekuasaan Jepang.<ref>Frank, 226, citing ''Magic Diplomatic Summary'' No.&nbsp;1208, 10–12.</ref>
 
Pada 17 Juli, Tōgō menjawab,
 
<blockquote>Walaupun para penguasa, dan juga pemerintah yakin bahwa kekuatan perang kita masih dapat menimbulkan pukulan berarti terhadap musuh, kami tidak dapat merasakan kedamaian hati yang betul-betul pasti. ... Namun, mohon betul-betul diingat, bahwa kita tidak meminta mediasi Rusia untuk hal-hal seperti penyerahan tanpa syarat.<ref>Frank, 227, citing ''Magic Diplomatic Summary'' No.&nbsp;1209.</ref></blockquote>
 
Dalam jawabannya, Satō memperjelas,
 
<blockquote>Sudah barang tentu dalam pesan saya sebelumnya menyebut penyerahan tanpa syarat atau syarat-syarat yang hampir setara, saya membuat pengecualian soal mempertahankan [Rumah Tangga Kekaisaran].<ref>Frank, 229, citing ''Magic Diplomatic Summary'' No.&nbsp;1212.</ref></blockquote>
 
Pada 21 Juli, berbicara atas nama kabinet, Tōgō mengulangi,
 
<blockquote>Mengenai soal penyerahan tanpa syarat kami tidak dapat menyetujuinya berdasarkan keadaan bagaimanapun. ... Dalam usaha menghindari keadaan seperti itu kita sedang mencari damai, ... melalui jasa baik Rusia. ... Ditinjau dari sudut pandang dalam negeri dan luar negeri, membuat pernyataan segera tentang syarat-syarat tertentu adalah merugikan dan tidak mungkin.<ref>Frank, 230, citing [http://www.gwu.edu/~nsarchiv/NSAEBB/NSAEBB162/40.pdf ''Magic Diplomatic Summary'' No.&nbsp;1214, 2–3] (PDF).</ref></blockquote>
 
Ahli kriptografi Amerika Serikat yang bergabung dalam Proyek Magic telah memecahkan sebagian besar sandi Jepang, termasuk [[PURPLE|kode Purple]] yang dipakai oleh kantor-kantor perwakilan Jepang untuk menyandikan koresponden diplomatik. Sebagai akibatnya, pesan antara [[Tokyo]] dan kedutaan-kedutaan Jepang bocor ke pemimpin Sekutu hampir sama cepatnya dengan penerima di alamat tujuan.<ref>"Beberapa pesan dibongkar dan diterjemahkan pada hari yang sama dan sebagian besar dalam seminggu; dalam beberapa kasus ketika kata sandi diganti perlu waktu lebih lama" — ''The Oxford Guide to World War II''. Lema untuk MAGIC. Disunting oleh I.C.B. Dear. ISBN 978-0-19-534096-9</ref>
 
=== Maksud-maksud Soviet ===
{{main|Perang Soviet–Jepang (1945)}}
Urusan keamanan mendominasi keputusan Soviet soal Timur Jauh.<ref>Hasegawa, 60</ref> Di antara keinginan yang paling utama adalah memperoleh akses tidak terbatas ke [[Samudra Pasifik]]. Kawasan lepas pantai Soviet di Pasifik yang bebas es sepanjang tahun, khususnya [[Vladivostok]], dapat diblokade melalui udara dan laut dari [[Sakhalin]] dan [[Kepulauan Kuril]]. Bila keduanya berhasil didapatkan, berarti Rusia memperoleh akses bebas ke [[Selat Soya]] yang memang menjadi sasaran utama.<ref>Hasegawa, 19</ref><ref>Hasegawa, 25</ref> Sasaran kedua adalah perjanjian kontrak [[Jalur Kereta Api Timur Jauh Cina]], [[Jalur Kereta Api Manchuria Selatan]], [[Dairen]], dan [[Lushun]].<ref>Hasegawa, 32</ref>
 
Untuk mencapai tujuannya, Stalin dan Molotov dengan semangat bernegosiasi dengan Jepang, memberikan Jepang janji perdamaian dengan Uni Soviet sebagai mediator.<ref name=Hasegawa>Hasegawa, 86</ref> Pada saat yang bersamaan, dalam transaksi Soviet dengan Amerika Serikat dan Inggris, Soviet bersikeras untuk secara ketat menaati [[Deklarasi Kairo]], ditegaskan kembali di [[Konferensi Yalta]] bahwa Sekutu tidak akan menerima perdamaian bersyarat atau perdamaian sendiri-sendiri dengan Jepang. Kepada semua negara-negara Sekutu, Jepang harus menyerah tanpa syarat. Untuk memperpanjang perang, Uni Soviet menentang semua upaya yang dilakukan untuk memperlunak syarat-syarat kapitulasi.<ref name=Hasegawa/> Bila perang tidak segera selesai, Uni Soviet masih punya cukup waktu untuk memindahkan pasukan-pasukan mereka ke medan perang Pasifik, untuk selanjutnya merebut Sakhalin, Kepulauan Kuril, dan kemungkinan [[Hokkaido]]<ref>Hasegawa, 115-116</ref> (invasi dimulai dengan pendaratan di [[Rumoi, Hokkaido]]).<ref>Frank, 279</ref>
 
==Bahan Acuan==